Pemandian Kalianget Wonosobo

Posted on | Jumat, 07 Januari 2011 | No Comments

SESUAI dengan namanya, Dusun Kalianget Desa Somogede Kecamatan Wadaslintang, 41 km arah selatan Kota Wonosobo, selalu dikaitkan dengan sumber mata air panas. Masyarakat setempat pun menduga bahwa nama Dusun Kalianget diduga diambilkan dari "Kalianget" atau mata air panas di tempat tersebut.

Kepala Dusun (Kadus) Kalianget, Anwarudin (52) yang ditemui Suara Merdeka, Kamis (2/3), menduga bahwa nama Dusun Kalianget terilhami dari mata air panas yang sudah ada sejak dahulu.
Namun kepastian tentang waktu penggunaan atau penyebutan nama itu sampai sekarang belum diketahui, karena belum ada penelusuran sejarahnya.

Dia menyebut, semula sumber mata air panas alami yang debitnya cukup besar itu, dibiarkan dan tidak dikelola. Namun sejak kawasan yang berada di perbatasan dengan Kabupaten Kebumen dibangun Waduk Wadaslintang (tahun 1987), maka keberadaan mata air panas di tempat itu pun, diprediksi bisa menopang kepariwisataan waduk.

Maka sejak 1999 dan 2004, Pemkab Wonosobo mulai membenahi potensi mata air panas alami di Dusun Kalianget. Sejak itu, Pemkab/Dinas Pariwisata mendirikan bangunan permanen berisi enam buah ruang kamar mandi dan dua ruang toilet.
Untuk memudahkan pengunjung datang ke lokasi, transportasi darat dari ibu kota Kecamatan Wadaslintang ke desa-desa di seberang waduk pun mulai diperkeras dan diaspal. Di antaranya, melewati kawasan sumber mata air panas alami Kalianget.

Selain untuk pengunjung luar daerah, lanjut Anwarudin, pihaknya juga menyediakan pemandian air panas untuk masyarakat setempat.

Khusus bagi perempuan desa setempat, dibuatkan bangunan terpisah/tertutup dan air panasnya disalurkan ke bak penampung lewat pipa. Adapun bagi pria, disediakan kolam umum terbuka di kompleks atau di dekat mata air.

Anwarudin mengaku, meski pemasukan belum begitu besar, namun pihaknya mendapat pembagian pengelolaan air panas alami tersebut rata-rata sebesar Rp 1 juta/tahun.

Dikonsumsi
Petugas yang mengelola pemandian air panas alami Kalianget, Awaludin (45) secara terpisah mengatakan, debit mata air panas di tempat itu selalu besar sepanjang tahun. Pada saat kemarau pun, mata air panas setempat debitnya tidak berkurang.

Dia menjelaskan, suhu air panas di tempat itu cukup tinggi. Karena itu, pihaknya mengatur melalui penampungan sebelum disalurkan ke masing-masing ruang kamar mandi. Kamar terdekat dengan bak penampung relatif paling panas.

Menurut Awaludin, air panas Kalianget sangat jernih dan tidak berbau belerang. Dengan demikian sering penduduk setempat juga memanfaatkan air panas alami itu untuk keperluan air minum ataupun memasak. Bahan baku air minum itu pun disebutnya aman untuk dikonsumsi.

Disinggung tentang wisatawan yang berkunjung, dia mengungkapkan bahwa pada hari minggu atau libur, kawasan tersebut cukup ramai pendatang. Mereka berdatangan dari Purworejo, Kebumen, Banjarnegara, Wonosobo, dan daerah sekitar. Terlebih setelah transportasi darat dari ibu kota Kecamatan Wadaslintang semakin lancar. Lokasi pemandian air panas Kalianget hanya sekitar empat kilometer dari kota kecamatan.


Share

print halaman iniPrint halaman ini

Baca Juga Ini





Comments

Silahkan tuliskan komentar atau pertanyaan anda...!!!

Search

Pilih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Berlangganan

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner


subscribe

Komunitas

Blog Info



Free Page Rank Tool
IP
free counters