Kebiasaan Masyarakat Papua Memakan Buah Pinang

Posted on | Senin, 20 Desember 2010 | No Comments


Masyarakat Papua sangat menggemari memakan buah pinang yang menghasilkan air ludah berwarna merah itu bisa membuat lingkungan menjadi kotor, Mereka yang makan pinang ditambah campuran lainnya, sama seperti orang makan sirih yang menghasilkan air ludah berwarna merah. Biasanya air ludah itu dimuntahkan begitu saja di jalan, atau di mana saja. Bisa dibayangkan kalau air ludah itu dibuang di sembarang tempat  maka semua jalanan dan tempat-tempat santai akan berwarna merah, dinding-dinding juga berwarna merah akibat air ludah yang berwarna merah itu.

Jalan-jalan di sekitar terminal Bandara, atau di Kota Jayapura sendiri sebagian memang berwarna merah karena masyarakat dengan seenaknya membuang ludah di jalan atau tempat-tempat lainnya. Kesan jorok pasti terasa, dan kalau tahu penyebab warna merah itu adalah air ludah, maka kita akan hati-hati melangkah agar tidak menginjaknya.
Ada yang mengatakan, ludah berwarna merah itu tidak hanya dibuang di jalan, tapi kadang-kadang dengan sengaja dibuang ke bangunan yang baru dicat, atau lantai yang baru dibangun di sebuah bangunan baru. Yang bisa dilakukan hanyalah menempel stiker seperti larangan makan pinang itu. Dan itu pun rasanya belum tepat karena yang dilarang seharusnya membuang air ludah sembarangan, bukan tradisi makan pinang itu.

Kebiasaan membuang ludah hasil makan pinang itu sama seperti yang terjadi di Myanmar. Penduduk di sana juga terbiasa makan sirih yang dijual di pinggir jalan. Seperti merokok, setiap orang dapat membeli sirih untuk sekali makan. Karena itu, jangan heran di Myanmar jalan-jalan penuh dengan warna merah karena ludah berwarna merah dibuang sembarangan di jalan-jalan.

Kesan yang timbul mengunjungi Bandara Sentani memang sangat tidak nyaman. Semua toilet yang ada di Bandara itu dalam keadaan rusak, walau kata petugasnya sedang direnovasi. Toilet yang ada di terminal kedatangan, dan kebarangkatan semuanya tergenang air. Apalagi yang berada di luar terminal, semua toiletnya sedang ditutup karena alasan sedang dalam perbaikan. Kita khawatir genangan air yang ada di toilet itu selain air kencing dan air lainnya, pasti di dalamnya juga tercampur dengan air ludah yang berwarna merah dari pemakan pinang tersebut.

Dan lebih tidak menarik lagi di hampir semua Bandara di Papua, banyak anggota masyarakat yang bisa masuk sampai ke pinggir landasan tempat pesawat parkir, seperti di Bandara Sentani. Petugas memang berusaha untuk mencegah mereka masuk dan menghalau mereka untuk keluar dari daerah yang sebenarnya tertutup tersebut. Tapi mereka tetap tidak mau keluar dari lingkungan yang terbatas tersebut. Bagaimana faktor keselamatan penerbangan dengan adanya kelonggaran seperti itu.

Pemerintah memang telah berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat, dan masyarakat juga sebenarnya harus menjaga dan memelihara apa yang telah dibangun oleh pemerintah tersebut. Kita juga harus menjaga kebersihan lingkungan kita, apalagi Papua merupakan salah satu tujuan wisatawan mancanegara, sehingga harus kita jaga kebersihannya dengan tidak membuang ludah sembarangan.


Share

print halaman iniPrint halaman ini

Baca Juga Ini





Comments

Silahkan tuliskan komentar atau pertanyaan anda...!!!

Search

Pilih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Berlangganan

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner


subscribe

Komunitas

Blog Info



Free Page Rank Tool
IP
free counters